#IniUntukKita Milenials Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Namun Harus Cerdas dalam Mengelola Keuangan

September 01, 2020


Sumber gambar: Int.

Milenials yang Minim Strategi padahal Melek Teknologi

Generasi milenial atau mereka yang berusia 21-36 selalu menjadi topik yang asyik untuk diperbincangkan. Apalagi, tahun 2020 di Indonesia mulai menghadapi fase bonus demografi dengan populasi milenial mencapai sepertiga atau 34% dari total populasi. Hampir semua pelaku industri, termasuk di sektor keuangan, berlomba-lomba untuk menggarap potensi yang menggiurkan dari generasi milenial ini. Sehingga banyak pendekatan dan strategi bisnis yang diimplementasikan agar tetap relevan dengan generasi milenial yang memiliki karakter unik, tumbuh bersama teknologi, dan beraktivitas secara serba digital.

Bagi industri fintech, generasi milenial pun menyumbang persentasi basis konsumen yang besar. Namun sayangnya, masih banyak generasi milenial yang dianggap tidak memiliki strategi investasi dan pengelolaan keuangan yang baik. Penyebabnya apa? Pengaruh gaya hidup yang dinamis ditambah minimnya pengetahuan tentang pengelolaan keuangan menjadi tantangan bagi generasi milenial untuk mengatur keuangan. Apalagi di tengah popularitas prinsip hidup ini cuma sekali (you only live once) yang membuat gaya hidup serta biaya pergaulan semakin meningkat. Padahal, peningkatan kapasitas generasi milenial dalam pengelolaan keuangan mampu menjadi stimulan penggerak roda ekonomi negara, terlebih jika mengingat jumlah populasinya.

Salah satu faktor pendukung untuk menjadikan sebuah negara sehat secara ekonomi adalah masyarakatnya yang harus sehat secara finansial. Sehingga secara urgensi untuk membantu generasi milenial agar mampu menerapkan sistem keuangan yang sehat dan pada akhirnya dapat memberikan kontribusi yang signifikan, tidak hanya bagi individu milenial tersebut, namun juga secara perlahan dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi negara yang berkualitas. Karena sekali lagi, jumlah milenial yang mendominasi populasi di Indonesia, dengan kelas menengah urban sebagai salah satu pemegang estafet bonus demografi Indonesia 2020-2030.

Sebuah hal yang pasti, generasi milenial akan menjadi salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu, penting agar kaum milenial Indonesia mempelajari lebih lanjut kelebihan dan manfaat dari strategi investasi yang terstruktur. Seiring dengan pertumbuhan yang dialami populasi generasi milenial ini, baik dalam hal produktivitas maupun usia, mereka perlu untuk mulai mencari cara menginvestasikan uang mereka. Tidak hanya uang tambahan, melalui investasi kaum milenial juga akan memeroleh kebebasan finansial dalam jangka panjang, yang merupakan salah satu kebutuhan kaum milenial.

Produk tabungan sangat diingat oleh mayoritas generasi milenial dengan persentasi mencapai 79,8 persen. Sedangkan sisanya yaitu asuransi kesehatan, deposito, kartu kredit dan kredit kepemilikan rumah (KPR), jauh di bawah itu. Adalah sebuah kewajaran jika hampir seluruh generasi milenial memiliki produk tabungan (tabungan konvensional). Meskipun, tidak semua memiliki tabungan konvensional tetapi diyakini bahwa semua generasi ini memiliki tabungan, bisa jadi sisanya adalah pemilik tabungan syariah.

Selain itu, dengan kemajuan teknologi di dunia keuangan yang ada saat ini, yang terjadi justru generasi milenial Indonesia lebih banyak melakukan pinjaman dan juga belanja daring alias belanja online ketimbang investasi. Padahal, jika ingin memiliki keuangan yang lebih sehat, sebaiknya generasi milenial menghindari hal-hal yang bersifat konsumtif karena justru akan menambah beban yang lebih besar pada pengelolaan keuangan.

Generasi milenial yang identik dengan melek teknologi, hendaknya juga melek literasi keuangan sejak dini. Sebab dengan teknologi, para milenial memiliki akses yang lebih luas untuk belajar mengelola keuangan dan bisa mengambil kesempatan yang lebih luas lagi untuk menikmati hidup. Lalu seperti apa yangterjadi ketika milenial yang berjumlah sepertiga dari total penduduk Indonesia ini melek keuangan?


1. Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan

Sumber Gambar: Int.

Hal yang paling nyata akan dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Milenial akan memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan dan mudah mendapatkan akses layanan finansial, seperti kredit usaha, asuransi dan instrumen investasi lainnya. Terlebih ketika generasi ini sudah memiliki pemahaman berbagai macam instrumen investasi yang dapat menjadi nilai lebih bagi kemampuan finansial mereka sendiri, bekal pendapatan di masa depan yang dimiliki pun semakin bertambah. Hal ini membuat milenial memiliki kemandirian secara ekonomi dan harapan hidup yang  berkualitas di masa depan terutama saat di usia yang sudah tidak produktif.

2.Peningkatan Sumber Daya Manusia

Sumber Gambar: Int.

Jika milenial Indonesia menjadi generasi melek keuangan, kekuatan ini juga dapat berimplikasi pada peningkatan kompetensi sumber daya manusia di Indonesia. Kemampuan untuk melek keuangan berdampak langsung kepada peningkatan kualitas SDM, ketika individu tersebut belajar bagaimana menganalisis masalah, membuat keputusan, dan mengukur risiko dalam permasalahan ekonomi yang ada. Lambat laun kemampuan setiap individu ini dapat berdampak pada akselerasi angka Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) Indonesia, khususnya pada kelompok masyarakat usia produktif.

3.Pengentasan Kemiskinan Negara


Sumber foto: Int.

Tidak hanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK), namun Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) juga menyebutkan peningkatan literasi keuangan memiliki pengaruh yang signifikan dalam usaha pengentasan kemiskinan. Melihat besarnya potensi dampak strategis dari terciptanya milenial yang melek keuangan, inovasi-inovasi di bidang keuangan yang dapat mendorong edukasi maupun perluasan akses terhadap produk dan layanan keuangan perlu digalakkan, terutama melalui adopsi teknologi yang menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan milenial masa kini.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Like us on Facebook

Flickr Images

Subscribe